Rabu, 02 Agustus 2017

Keajaiban Zaman


Zaman adalah rentang waktu. Zaman selalu memiliki keajaiban-keajaiban. Pada zaman ketika waktu sedang berlangsung, tidaklah mudah untuk diambil kesimpulan apakah zaman itu memiliki keajaiban tertentu atau tidak. Namun manusia di masa depan yang berfikir tentang masa lalu, di kurun waktu tertentu yang sudah lewat, menyimpulkan bahwa masa lalu itu sedang berlangsung keajaiban-keajaiban. Dimana orang-orang yang mengalami peristiwa tertentu mungkin sudah berkalang tanah, Allah memelihara perjuangannya dengan keikhlasan, agar ia tak mendengar pujian saat ia masih hidup.

Keajaiban apakah yang tengah kami bicarakan, yang tidak akan mampu sembarang orang maupun sekumpulan orang lakukan. Yaitu perubahan-perubahan peradaban, maupun orang-orang yang terlibat dalam perubahan zaman tersebut.

Mari kita bandingkan perubahan-perubahan zaman itu, yang menurut kami adalah keajaiban zaman.

Pertama adalah zaman Rasulullah

Siapakah di bumi ini yang membangun peradaban dari nol, bermula dari seorang diri, bukan peradaban warisan, tidak mempunyai tantara dan harta melimpah, tidak mempunyai kekuasaan duniawi. Namun 13 tahun pertama hanya 100an pengikut, 15 tahunan 500 pengikut(yg ikut perang Badr >300), 20 tahunan 12.000 pengikut (Fathu makah) dan hanya dalam waktu 23 tahun setidaknya memiliki 200.000 lebih pengikut, mewarisi 2000 pemimpin untuk bumi, bukan hanya untuk tanah arab.

Setiap detiknya adalah keajaiban, setiap langkahnyanya adalah pelajaran dan setiap katanya adalah kekuatan. Bagaimana perjalanan melipatgandakan pengikut bukan saja dari kuantitas namun juga kualitas sehingga pemimpin, panglima, ilmuwan dahsyat dan hebat berasal dari kurun waktu ini.

Itulah keajaiban zaman. Keajaiban itu berlangsung dan berlanjut sepeninggal rasulullah, yang kita sebut Khalifah rasulullah, pengganti rasulullah. Dari 2000 pemimpin hanya 10 sahabat saja yang mampu mengemban pengganti rasulullah, namun kemudian hanya 6 sahabat saja yang benar-benar menggantikannya yaitu Abu Bakar, Umar, Ustman, Ali, Hasan dan Muawiyah. Lalu hanya 5 yang layak masuk dalam zaman Khalifatul ala minhazin nubuwah. Mereka adalah orang yang bertemu rasul, belajar langsung dari rasul, meninggal sebagai seorang muslim dan yang menggantikan posisi beliau.

 

Dan sepeninggal Muawiyah, khalifah terakhir yang pernah langsung belajar kepada raulullah peradabannya di barat sudah sampai ujung afrika di sebelah timur sudah sampai Persia sejak zaman Umar bin khatab bahkan seorang sahabat sudah berdakwah menembus daratan cina. Di sebelah selatan sudah habis daratan arab dan si sebelah utara bukankah wilayah romawi sudah sebagian di taklukan.

Rentang waktu sahabat adalah 100 tahun dengan meninggalnya Anas bin Malik, pembantu rasulullah, namun kepemimpinan sahabat hanya 60 tahun dengan meninggalnya Muawiyah dan di gantikan oleh Yazid. Ini adalah rentang waktu peradaban yang luar biasa, peradaban seolah di balik.

Dan bukankah tiap-tiap rentang zaman, jika telah melewati satu kepemimpinan kuat selanjutnya akan tercerai berai kekuasaan dan wilayahnya. Tetapi tidak dengan zaman-zaman ini, kekuasaan, kekuatan dan luasnya wilayah terus bertambah jauh sejak Rasululah Saw wafat.

Dan siapakah pemimpin dunia ini selain Rasulullah yang mempunyai kulaitas dan kuantitas pengikut bergelombang-gelombang dari generasi-generasi selalu mempunyai kecakapan kualitas yang mumpuni. Beliaulah Sang Pengendali Keazaiban zaman itu.

 

Kedua adalah zaman Islamisasi Indonesia

Saya hadirkan Karena keunikan di banding tanah islam lain di dunia, Karena tidak satupun tantara islam kekhalifahan yang sampai di negri ini namun kekuatannya hamper menyamai sumber kekuatan islam itu sendiri. Saya hadirkan agar kita mengetahui dan merasakan kebesaran indonesia berasal dari kebesaran Islam di dunia.

Siapa yang tidak tahu majapahit dan sriwijaya, kehebatan mataram Hindu/Budha sengan segala jejak peninggalannya masih kokoh berdiri yang kita saksikan dimana-mana dan menjadi Icon pariwisata namun tidak peradaban kerajaannya yang masih hidup, hanya tradisi dan minoritas agamanya saja. Padahal bearbad-abad mereka berkuasa dengan mayoriyas berpenduduk budha di gantikan dengan perang dengan kekuasaan hindu namun hanya butuh 60 tahun saja kekuasaan di tangan muslim, indonesia mengalami islamisasi, setidaknya tidak lebih dari 100 tahun peradaban ini berganti tanpa tetesan darah. Meski kita tahu, benih, benih dakwah sudah melakukan penetrasi sejak dini kala.

Mari kita berfikir, setidaknya mencari hikmah bagaimana para walimengislamkan bumi indonesia baik tanah, kerajaan dan penduduknya dengan waktu yang relative singkat. Tentu saja rentang waktu 60 tahun muslim memegang kekuasaan di indonesia adalah rentang waktu seusia umur manusia yang tidak bias disebut singkat dengan kesabaran dakwah yang turun temurun sejak awal mula sampai wali 9 yang trakhir.

Buah dari dakwah ini, 300 tahun di jajah kerajaan Kristen yang silih berganti sejak portugis, belanda dan inggris tidak mampu membalik peradaban islam di indonesia. 300 tahun sudah banyak misi-misi kristenisasi yang di lancarkan, penyelewengan sejarah islam, penyelewengan ilmu islam yang memisahkan islam ibadah dan islam negara,  pembunuhan para ulama, penyimpangan kitab-kitab karangan ulama Nusantara dengan biaya yang luar biasa besar dari kerajaan-kerajaan Kristen Eropa dengan instruksi Vatikan.

Mari kita lihat peradaban Yahudi hari ini, setelah kekhalifahan Otoman tutup usia sudah hamper 100 tahun. Yahudi dengan kaki dan tangannya menggunakan Amerika dan PBB menguasai dunia dengan konspirasinya. Negri-negri hancur, terutama negri-negri muslim. Yang Tak hancur di biarkannya bertikai dan berseteru, yang aman damai di berikan kucuran hutang-hutang, dipasung oleh aturang-aturang internasional yang dipaksakan kepada negri-negri anggota sebagai pentuk penjajahan lain dengan sangat halus.

Peradaban hebat apa 100 tahun terakhir, apa warisan setelah manusia katanya bias menembus  ruang angkasa, apa manfaatnya ? apa warisan Nuklir setelah di tangan mereka. Tentang waktu 100 tahun yang sama dengan Dakwah rasulullah, dengan dakwah Wali 9 atau dengan penjajahan peradaban yahudi dengan kapitalisasi atau komunisnya. Kehancuran di negri-negri muslim, dan kemajuan yang dinikmati segelintir negri. Waktu yang sama namun hasil yang sangat berbeda.

Namun, Keajaiban zaman akan muncul di masa depan. Hari ini kita tidak tahu keajaiban apa itu. Apakh kemampuan Negri-negri muslim untuk survive dari Kapitalisasi harta, dari perang nuklir, dari arus kebohongan informasi dan komunikasi dan dari penjajahan melalui hutang. Karena Islam akan besar di setiap zaman dan tempat. Apakah keajaiban zaman akan muncul dalam konsistensi dan resonansi yang sama terhadap islam. Karena keajaiban zaman selalu dilahirkan dari tangan tangan seorang muslim yang tunduk dan patuh kepada agamanya. Baik yang popular maupun yang tidak di masanya.

Perubahan besar tanpa kezoliman, tanpa penjajahan (mengangkut kekayan dan memiskinkan negri jajahan, tanpa mengeruk dan membawanya kepusat ibu kota. Dan tentu saja Perubahan zaman penuh keberkahan. Keajaiban Zaman.

Muhammad Al Fatih adalah keajiban zaman, dimana sosoknya sudah di nubuatkan sejak Rasulullah SAW masih hidup. Saat peradaban islam Andalusia hancur di barat, ia mampu menjebol benteng konstantinopel di sebelah timur utara di usia muda.

Ada kisah menarik dari ulama negri yang berbeda yang mengalami Tragedi yang hampir sama. Pada periode zaman yang hampir sama di abad 20, dengan kedzaliman yang hamper sama juga. Dan Allah mengaruniakan Hikmah Besar yang sama bagi Bangsanya bahkan Dunia. Yang mampu menguatkan bangsanya dibalik kisahnya

Di Mesir adalah ulama Sayid Quthb. Dipenjarakan oleh rezim lalim pada zamannya. Dipenjara itulah Tafsir fidzilalil Quran menjadi cahaya pergerakan mesir. Tafsir dengan sentuhan sastra mampu membangkitkan semangat perjuangan yang memang sedang dibutuhkan oleh bangsa tersebut menghadapi pemimpin yang zalim tersebut. Jika ada percetakan yang hampirr tutup maka cetaklah Tafsir fie zilal nya Sayid Quthb maka percetakan itu akan hidup kembali cash flow akan lancer kembali bahkan percetakan nonmuslim seklipun yang anti terhadap perjuangan Sayid qutb. Begitulah karyanya yang dibutuhkan oleh bangsa mesir pada saat yang tepat.

Di Turki adalah Ulama besar bernama Badiuzzaman Said Nursi. Gelarnya Badiuzzaman atau keajaiban Zaman. Dipenjarakan dari penjara ke penjara. Di asingkan dari desa ke desa terperncil oleh presiden pertamanya Mustafa kemal. Dipenjara dan di pengasingan tersebut lahirlah Karya Besarnya tafsir Risalah nur. Risalah nur menerangi Turki ketika azan, bahasa arab, pakaian muslim, jilbab pendidikan islam dilarang, ketika atheis hampir menjadi konstitusi. Tafsirnya menyebar bukan melalui percetakan Karena itu dilarang, namun dari mulut ke mulut dari serpihan kertas ke serpihan kertas lain, selembar demi selembar sehingga  rakyat turki tahu bahwa sedang ada perlawanan dari langit menangkal pemikiran sekuler turki pada zaman tersebut.

Dakwahnya tetap kokoh dan menjawab semua tantangan dakwah di negri turki tersebut meski ia tidak tahu kabar berita apa yang sedang terjadi di negri tersebut Karena sedang di asingkan oleh Mustafa Kemal. Dakwahnya tetap kokoh sampai ketika mustafa kemal kalah dalam pemilu th 1950 an. Presiden yg didukungnya menghidupkan kembali apa yg dilarang sebelumnya. "Memilih yg terbaik dari yg terburuk" itu alasan dukungannya.

Di Indonesia. Negara kita sendiri. Adalah ulama besar Prof DR Hamka ketua MUI pertama. Dipenjarakan oleh presiden pertama Indonesia dengan berbagai tuduhan, karena melarang ucapan natal, di cap sebagai pengkhianat. Di penjara itulah Tafsir Al azhar menjadi berkah kesabarannya menjadi penuntun di zaman penuh fitnah. Kebesaran jiwa nya bahkan ketika Presiden Soekarno wafat Prof Dr Hamka lah menjadi imam pensholatan jenajah.

Pemimpin-pemimpin yang menzaliminya sudah berkalang tanah namun ketiga ulama ini karyanya tetap dibaca dan dikaji sampai negri sebrang. Sebelum ketiga Ulama ini, sudah banyak Ulama yang mengalami hal serupa di zaman yg jauh dengan kita. Jalan Risalah Nabi itu berat. Dan akan tetap berat, namun Allah SWT akan memunculkan keajaiban-keajaibannya di zaman yang tepat .

 

20 Mei 2017 Guruh Akbar, ST