Cerita di bawah ini tidak semuanya benar, dan jika ada nilai benarnya tentu tingkat presisi dan akurasinya perlu di uji agar mendapat nilai ketidakpastian. Dan jikapun ceita di bawah ini tidak benar jangan salahkan penulis tapi salahkan kepada pembaca yang tetap lanjut untuk membaca sampai selesai.
Baru saja dua siswa Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor menyelesaikan Praktek kerja lapangnya di akhir januari yaitu Bari dan Arsyad, bulan februari ini di sambung 3 mahasiswa Akademi Kimia Analisis Bogor yang juga akan melaksanakan PKL di lab uppj pertamina jakarta yaitu Asep, Aldi dan Ulan februari. Dari ketiga adik tingkatku itu hanya asep yang ku kukenal karena sebelumnya pernah meminta info pkl di laboratorium ketika bertemu di kampus, sedangkan dua lainnya tak begitu kukenal. Entah mereka yang ga gaul, atau mereka yang ga terkenal???##@!!!. Lhoo... heheheee
Ok by the way, Sudah menjadi kebiasaan tiap tahunnya ada saja yang melaksanakan PKL di Laboratorium ini entah itu adik tingkat atau dari kampus lain. Karena sudah menjadi kewajiban bahwa perusahaan harus turut membantu dalam mencerdaskan anak bangsa selain di bangku sekolahan. Satu minggu kemudian 3 mahasiswa STMIPA juga melaksanakan PKL di lab ini, maka jadilah lab ramai tidak seperti biasanya.
Setelah di supervisi oleh analis senior yang kebetulan saya sendiri, biasanya di minggu pertama dan kedua mereka mengikuti analis yang bekerja sambil menulis cara kerja alat di bukunya masing-masing. Mereka sudah seperti pengawal. Kemanapun analis yang bekerja, mereka berjalan turut ikut di belakangnya, bahkan pernah mereka di kerjai tepat di depan toilet si analis bilang ‘’mau masuk bareng juga ke toilet yu heeee”. Tapi di minggu ke tiga dan ke empat mereka sudah bisa di lepas. Sesekali di pantau atau mereka yang bertanya ketika ada cara kerja yang lupa.
Adalah Asep, mahasiswa aka perawakan sedang gelap dan tinggi yang walaupun sudah beberapa minggu di sini, kata-kata ‘bingung’ menjadi menu tambahan di sela-sela pertanyaan atau diskusi. Bahkan, kalo dia ‘bingung’, dia memvoting pendapat dari analis yang bekerja tentang sesuatu yang dia anggap bingung. Dan setelah di voting dia akan jauh lebih ‘bingung’ karena pendapatkita jarang pernah sama, itu karena budaya laboratorium yang terbuka. Dan selalu ku ingatkan kalo bingung baca standar ASTM nya. Setelah itu baru dia paham. Beberapa waktu kemudian setelah membaca ASTM diapun bertanya ‘’Aa, saya bingung nerjemahin ASTM-nya’’ glekkkkkkk!!!!?????!...
Lalu, adalah Aldi. Mahasiswa aka Pria kurus putih sedang, pendiam dan kalem. Ia tak banyak bertanya, tak banyak komentar, tak banyak bercanda, dan tak banyak kata. Karenanya sekian tak banyak juga yaaaa heeee. PKLnya adalah membandingkan nilai ash content di kali faktor tertentu dengan nilai Total base number sebenarnya. Karena pengujiannya ash content yang hampir tiap hari di ulang-ulang, dan pengerjaanya berhubungan dengan api yang konstan, maka dia sudah seperti penunggu api di ruang asam.
Kemudian seorang mahasiswi muslimah aka Ulan February namanya. Walau sekarang bulan Apri namanya ngga berubah lho tetep Ulan Februari tdk brubah menjadi Ulan April. Heee. Ia murah senyum tidak sombong baik hati rajin menabung lhooo... (jangan ge er lan yaaa heheee). Pkl nya adalah membandingkan hasil uji Total acid Number antara automatis dan manual. Karenanya hampir tiap hari ketika melihat ia sedang bekerja pastilah tangannya sedang menggoyang-goyang erlenmeyer. Saya melihatnya miris, jauh-jauh dari bogor ke jakarta pkl di pertamina, pklnya titrasi asam basa. Ckckck . Cari yang lebih keren gitu, ada destilasi, Xray, AAS, RON, Automatic Viscosity or yang lain. Di saat teman-teman seangkatannya pkl di tempat lain dengan alat-alat canggih yang ga ada di kampus. Kasihan erlenmayernya tiap hari di cekik lehernya heeeeeee
Selanjutnya adalah 3 orang mahasiswa STMIPA. Ada yang berbeda untuk 3 mahasiswa STMIPA ini, secara teknis Oprasional mereka di bawah bimbingan Analis yang sudah meraih gelar S1. Dan secara materi di bawah bimbingan Karyawan yang di tunjuk Kepala Lab.
Pertama, Tata Mulyadi namanya. Untuk pertamakalinya mungkin, baru di lab ini ia di panggil Aziz OVJ. Cara bicaranya tidak gagap memang, tapi suara dan wajahnya katanya mirip, plus sikap inocentnya ketika diskusi yang membuatnya lucu. Ia Lahir dan besar di Karawang, SMP di tasik SMA dan Kuliah di bogor dan sekarang di jakarta. Karena kehidupan yang Nomaden tersebut, walaupun di lab ia di tugaskan untuk konsentrasi di bidang pelumas tapi waktunya lebih banyak di habikan di bidang BBM. Malah kebiasaan barunya datang cepat, pulang lambat. Kebiasaan yang baik. Mendingan di lab dari pada di kosan katanya. Di Lab ber AC heeee.....
Kemudian peserta selanjutnya adalah dua orang muslimah Siti Sadiah dan Aan Andriani. Keduanya bukanlah peserta PKL seperti biasanya, lebih tepat bisa di bilang Magang. Satu di antara keduanya sayalah pembimbing oprasional di lab, khusus pengujian Bahan Bakar Penerbangan atau biasa di sebut Avtur.
Di akhir tulisan ini ada dua peserta yang sudah lebih dari satu tahun PKL di Lab ini, entah karena betah atau karena merasa bersalah untuk berhenti PKL karena memecahkan barang barang lab yg harganya mahal mahal (padahal pecah g perlu di ganti) atau mencari segenggam berlian atau mencari seember oli, atau rindu suasana Lab yang bersahabat bersaudara atau mungkin kangen dengan orang-orang lab yang cantik, ganteng , baik hati, tidak sombong, pandai menabung istiqomah untuk jailin orang. Heeeee. Dua mantan siswa/mahasiswa tersebut adalah Esha Fitria dan Arliansyah yang pasti masih di lab. Puluhan peserta PKL boleh datang dan pergi tapi mereka berdua masih setia dengan Lab Uppj ini heeeee.........
Sekian..................
Guruh Akbar, ST
26 April 2012 Jam 5.41 pm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar