Pagi, 4 November 2010. Entah apa yang terfikir oleh masyarakat jakarta di pagi buta hujan sudah deras nian, sudah jam 7 pagi, di luar masih saja mendung terkurung tetesan air yang melimpah dari langit. Masih dua pegawai lagi yang masih belum terlihat di lab, mungkin terjebak hujan. Karena memang enaknya masih bersemayam dan berhibernasi di kamar kosan atau kontrakan.
‘’Untuk rekan-rekan Labolatorium di tunggu kedatangannya di ruang perpustakaan. Hari ini ada diskusi pagi”. Suara woro-woro itu terus di ulang ulang oleh Kustanto, penanggung jawab terselenggaranya diskusi pagi, di setiap hari rabu jam 07.00-08.00. biasanya anak anak lab pertamina di pagi hari agendanya adalah sarapan pagi, makanya woro-woronya terdengar sumbang dan tidak di dengar, sekalipun tahu tiap rabu pagi ada diskusi.
Walau alasan utamanya bukan sarapan juga, tapi memang seperti itulah karakter orang indonesia umumnya. Karena sedari SD dulu walaupun sudah tau upacara bendera adalah di hari senin pagi, tetap saja guru-guru kita tiap senin pagi memanggil murid-muridnya untuk upacara bendera. Dan murid- murid tentu saja masih diam di dalam kelas sedang sibuk dengan kesibukannya masing-masing. Apalagi di hari senin pasca weekend, ras
anya masih terbawa arus suasana liburan sehingga diam dalam kondisi stady state lebih nyaman ketimbang ikut upacara bendera. Selain karena memang malas.
Seolah panggilan apapun jika sudah menjadi kebiasaan maka akan larut dalam kebiasaan dan kemudian tidak terdengar. Apalagi kalau terbiasa mengacuhkan panggilan-panggilan tersebut, akan terasa berat untuk memenuhi langkah pertama dari panggilan. Yaitu tergeraknya kehendak untuk mendengarkan dengan hati. Kemudian tergerak memenuhi panggilan.
Misalkan saja panggilan Adzan sholat 5 waktu. Adzan yang merupakan panggilan untuk memenuhi panggilan shalat dikumandangkan sehari 5x. Saking seringnya kita sudah tidak menganggap itu sebuah panggilan Shalat, sudah bukan lagi sebuah panggilan kemenangan, sudah bukan lagi panggilan kembali ingat kepada akhirat sudah bukan lagi menanggap itu panggilan dari Allah langsung tapi sudah berubah menjadi sebuah adat istiadat, sudah berubah menjadi mantra-mantra harian bahkan boleh jadi menganggap kebisingan harian. Kita akhirnya bebal dengan panggilan itu karena tiadanya pemaknaan.
Coba perhatikan di pasar-pasar tradisional, di terminal-terminal atau perkantoran yang super sibuk. Biasanya tempatnya dekat dengan masjid. Seperti nya tidak ada orang muslim di sana, ketika terdengar adzan seolah tidak ada apa-apa, seolah yaaa tidak ada apa-apa. So What gitu lho, gw lagi sibuk!! Yang menawar tetap menawar, yang mencari penumpang tetap berteriak-teriak menyaingi suara adzan.
Sesungguhnya Alam semesta ini terus bergilir mengkumandangkan Adzan hanya manusia yang sombonglah yang enggan menyimak bukti kebesaranNya. Kesibukannya masing-masing mengalihkan dunianya.
Makanya woro-woro untuk diskusi pagi itu seolah sumbang dan tak di dengar.
Seperti itu di lab juga, di pagi hari ada yang sibuk sendiri sendiri. Ira dan erma pagi pagi sekali langsung duduk depan komputer, nyalakan komputer dan siap mengetik Test Report yang belum terelesaikan oleh yang sift 2 atau yang kemarin. Tanganya sudah ahli untuk urusan itu bahkan mereka sudah hafal di luar kepala membuka folder dalam komputer yang sudah seperti hutan belantara dengan menutup mata sekalipun, karena masih ngantuk heheeee.
Lain lagi dengan bapak-bapak petugas sampling. Mereka juga sibuk. Karena pagi hari itu sample belum ada, maka mereka di sibukan dengan saling sindir tentang Grup pemain bola yang tadi malam mereka tonton. Pertandingan tadi malam mereka bahas seperti komentator ulung yang tidak di bayar, gratis bukan kepalang.
Mereka membahas tentang pertandingan yang sama-sama mereka tonton. Kalau saja Bolanya tidak menyentuh mistar gawang (lagi main bola koq ngukur bola pake mistar). Atau kalau saja Boas mengoper dulu ke bambang pamungkas, pasti beckham mampu menghalau, lho! Heheeee. Aneh! Pertandingan yang sama-sama mereka tonton, sama-sama tahu skor akhir, sama-sama masih ngantuk karena begadang nonton bola dan sudah selesai, pelatih timnas juga bukan, apalagi di bayar Eeehhhh di bahas juga. Ckckckckc....
Tunggu dulu ada juga yang betul-betul sibuk. Adalah Muflih dan Esha pagi pagi sekali langsung melihat lihat gelas beker yang berisikan pelumas dengan sangat jeli dan fokus. Di putar-putar gelas beker itu, di raba-raba gelas beker itu. Karena mereka berdua adalah salah dua dari team analitika yang kurang lebih seperti research en development. Mereka menerawang, meneliti, dan mengambil kesimpulan atas hasi analisisnya. BINGGOOO!!! Ya mereka berdua menyimpulkan Dalam beker ini bukan oli tapi air teh. Lho!!!!
Lalu siapa yang sarapan, tentu saja aku heheheee dan beberapa teman-temanyang lain ada arni, isa, agung, warko, dan mas darno salah satu petugas sample. Tidak ada yang spesial untuk mereka-mereka yang sedang sarapan. Palagi kalo ada pemeran aku, dia bukan orang yang menarik untuk di bicarakan. Waaahhh Watakkkkk!!!! Eh elo yang nulis, hati hati yah bikin cerita.
Ok kita lupakan yang sedang sarapan. Ada yang lupa, lalu bagaimana dengan bos-bos labollatorium ibu nur dengan pa fadil, ups sekarang kepala labnya pa Farhan? Ehm, emmmm (mudah2an ga di denger supaya ga di pecat) mereka juga tentu saja sibuk. Mereka sedang konsolidasi sedari pagi sejak mereka datang, kira kira minggu depan siapa yang akan di kirim untuk mengkuti training di surabaya. Sepertinya karyawan yang tepat untuk mengikuti trainng itu seorang karyawan teladan masih anak muda dari kampus aka lulusan 2008 dan masuk lab di akhir 2008, siapa dia... tentu saja Aku waduhhhh Gdubragg!!!! Narsis amaat. (makanya ga usah di baca yah... Plisss)
Baik kembali ke woro woro(lho kok masih di baca... ya sudah kalo maksa silahkan). Satu lagi yang menarik dari orang indonesia yang kadang kadang berlebihan. Kalo woro-woro sudah di cuekin maka dia mendatangi bangsal-bangsal karyawan untuk dipanggil dengan tetap membawa microfonnya. Tau tidak, microfon di bawa atau tidak tetap saja suaranya tidak berubah karena suaranya tetap terpusat, meskipun yang pegang microfon muter-muter ruangan. Waduuuh ga cerdas juga neeh.
Biasanya paling hebat diskusi telat 10 menit. Artinya 07.10 sudah di mulai apalagi sekarang pertamina memang sedang meningkatkan ‘Energinya’ untuk bersaing dengan Oil and Gas enegy Company dunia sehingga lebih disiplin.
Hari ini yang presentasi adalah Luddy Febrianto, ia akan mempresentasikan tentang test methode CFR/RON yaitu alat untuk mengetahui nilai Oktan Number yang merupakan angka yang membedakan antara premium, pertamax dan pertamaxplus.
Acara diskusi ini memang ajang berdiskusi (ya iyalah), maksudnya bukan sekedar mempresentasikan Methode2 ada hal lain yang mengapa diskusi ini meski terkesan malas untuk memulainya tapi di tunggu pula, hal lainnya adalah ajang makan dan Curhat kalo gajinya pengen naek hahaha wkwkwkwk... Gdubrag.......
Tidak semua memamang ikut berdiskusi terutama yang sift sore sampai malam, maka orang orang yang tidak tersebut di tulisan ini mungkin masuk malam, heheheeeee ngelesss
Oke sekian saja sekedar refresh kembali waktu masa muda dulu hahahahaaa, meski tulisan ini sudah lama adanya tapi baru sekarang pengen di publish.
Wassalam
Guruh Akbar st
Tidak ada komentar:
Posting Komentar